cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa" : 13 Documents clear
Produktivitas Tegakan Tanaman Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.) dari Cabutan Alam dan Stek Pucuk Hardjana, Asef Kurniyawan; Suastati, Lydia
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produktivitas tanaman merupakan salah satu indikator yang dapat menentukan keberhasilan suatu penanaman. Salah satu jenis penting dalam famili Dipterocarpaceae yang informasi mengenai produktivitas tanamannya yang ditanam dalam kawasan hutan tanaman belum banyak diketahui adalah meranti tembaga (S. leprosula Miq.). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas pertumbuhan tanaman meranti tembaga (S. leprosula Miq.) yang berasal dari cabutan dan stek dari umur 9 - 15 tahun yang diukur secara periodik (2 tahun sekali) pada areal hutan tanaman. Percobaan penanaman dilakukan pada lahan belukar muda bekas kebakaran dengan perlakuan jarak tanam 5 m x 4 m. Ukuran plot pengamatan dibuat persegi dengan luas 0,25 ha, jumlah plot keseluruhan adalah 12 plot yang terdiri dari 9 plot untuk tanaman asal cabutan alam dan 3 plot untuk tanaman asal stek pucuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman meranti tembaga yang berasal dari bibit cabutan dan stek memiliki pertumbuhan yang pesat, hingga umur 15 tahun riap diameter rata-rata tahunan (MAI) untuk tanaman yang berasal dari cabutan sebesar 1,55 cm/tahun dan 1,78 cm/tahun untuk tanaman yang berasal dari stek.
Serangan Rayap Coptotermes Sp. pada Tanaman Meranti Merah (Shorea Leprosula Miq.) di Beberapa Lokasi Penanaman di Kalimantan Timur Ngatiman, Ngatiman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Serangan rayap Coptotermes sp. pada tanaman meranti merah (S. leprosula Miq.) menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persentase serangan dan persentase tanaman yang mati akibat serangan rayap Coptotermes sp.. Metode yang digunakan adalah membuat plot penelitian beberapa lokasi penanaman meranti merah antara lain; PT Inhutani I, Mentawir; disekitar persemaian UUCD, Samboja; KHDTK, Sebulu dan KHDTK, Samboja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase serangan rayap pada tanaman meranti merah di PT Inhutan I, Mentawir persentase serangan sebesar 44,24% dengan persentase tanaman mati sebesar 10,61%, disekitar persemaian UUCD, Samboja sebesar 27,02% dengan persentase tanaman mati 18,91%, di KHDTK, Samboja persentase serangan sebesar 4,37% dengan persentase tanaman mati 1,09%; dan di KHDTK, Sebulu persentase serangan sebesar 5,21% dengan persentase tanaman mati sebesar 1,34%. Tanaman meranti merah (S. leprosula) yang mati tersebut diameternya berkisar 6,1 – 30,0 cm dan tingginya berkisar 7,1 – 27,5 m.
Potensi Jenis Dipterokarpa di Hutan Penelitian Labanan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Saridan, Amiril; Fajri, Muhamad
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suku Dipterocarpaceae sangat dominan di hutan Kalimantan mempunyai peranan penting baik segi ekonomi, silvikultur maupun konservasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis, potensi yang berhubungan dengan kerapatan dan volume tegakan di hutan penelitian Labanan, Kalimantan Timur. Penelitian dengan menggunakan 3 buah plot masing-masing berukuran 100 x 100 m (1Ha). Pengukuran dilakukan terhadap semua jenis dipterocarpaceae yang berdiameter 10 cm dan keatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis Dipterocarpaceae yang terdapat dilokasi penelitian cukup banyak yaitu 29 jenis atau rata-rata 9.67 jenis/ha. Indeks keragaman jenis mencapai H’ = 2.68, kondisi ini menunjukkan bahwa keberadaan jenis-jenis Dipterocarpaceae areal ini tidak banyak mengalami gangguan. Kemerataan jenis (E=0.80) yang berarti kehadiran jenis Dipterocarpaceae dalam plot penelitan cukup merata sekitar 93.33% dari 75 sub-plot, hanya 5 sub-plot tidak ditemukan jenis Dipterocarpaceae. Jenis yang dominan adalah Parashorea melaanonan (Blanco) Merr. (NPJ=41.28%), Dipterocarpus tempehes V.Sl. (NPJ=39.32%), Shorea sp (NPJ=31.38%), Shorea johorensis Foxw. (NPJ=30.05%), Shorea parvifolia Dyer (NPJ=24.99%) dan Shorea pinanga Scheff. (NPJ=24.85%). Kerapatan pohon 318 batang atau 106 batang/ha dengan total volume tegakan sebesar 239.05 m³ atau rata-rata 79.68 m³/ha.
Sifat Kimia dari Kayu Shorea Retusa, Shorea Macroptera, dan Shorea Macrophylla Yunanta, Rohmatus Rizqy Kisna; Lukmandaru, Ganis; Fernandes, Andrian
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayu meranti merah berpotensi sangat tinggi untuk digunakan sebagai alternatif bahan baku industri. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, kayu meranti merah perlu diketahui sifat dasarnya, diantaranya sifat kimia kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sifat kimia pada tiga jenis kayu meranti merah kurang dikenal. Pohon yang dipakai dalam penelitian ini adalah Shorea retusa (SR) dan Shorea macroptera (ST) yang didapat dari PT. Hutan Sanggam Labanan Lestari, Berau, Kalimantan Timur, dan Shorea macrophylla (SP) yang didapat dari PT. Sari Bumi Kusuma, Seruyan, Kalimantan Tengah. Analisis kimia yang dilakukan mengacu pada standar ASTM. Dari hasil penelitian didapatkan kadar ekstraktif etanol-toluena (KEET), air dingin (KEAD), dan air panas (KEAP) secara berurutan adalah 1,47%-16,09%, 1,37%-6,91%, 1,55%-8,14%. Kadar holoselulosa, alfa-selulosa, dan lignin secara berurutan adalah 63,16%-75,16%, 39,70%-48,33%, 24,35%-35,95%. Kemudian kelarutan dalam NaOH 1%, kadar abu, dan nilai pH secara berurutan adalah 19,33%-39,56%, 0,02%-1,40%, 4,59-8,39. Kadar alfa-selulosa, lignin, dan nilai pH tertinggi terdapat i pada SR, sedangkan KEAD, KEAP, dan kelarutan dalam NaOH 1% tertinggi diperlihatkan oleh ST. Selain itu, kadar holoselulosa dan abu tertinggi ditunjukkan oleh SP. Kadar holoselulosa dan kadar abu cenderung meningkat dari kayu teras ke kayu gubal pada variasi radial. Secara keseluruhan variasi aksial, KEET, KEAP, holoselulosa, lignin, dan kelarutan dalam NaOH 1% cenderung meningkat dari bagian pangkal ke ujung.
Rantai Pasokan Kayu Hutan Alam di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Serta Permasalahannya Wiati, Catur Budi; Indriyanti, Susana Yuni
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kondisi pasokan kayu hutan alam di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, pola distribusi dan permasalahannya. Hasil penelitian menyatakan bahwa pasokan kayu bulat di Kalimantan Selatan sebagian besar berasal dari Hutan Tanaman/Hutan Tanaman Industri (HT/HTI) dan hanya sebagian kecil yang berasal dari hutan alam, sedangkan di Kalimantan Tengah adalah sebaliknya. Pasokan kayu bulat dari Kalimantan Tengah selain untuk kebutuhan wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan juga dipasarkan ke Kalimantan Barat dan Jawa. Permasalahan yang dihadapi pihak perusahaan dalam rantai pasokan kayu hutan alam tersebut adalah besarnya biaya administrasi penerimaan kayu bulat serta pengangkutan kayu dari areal konsesi hutan ke industri karena adanya biaya tidak resmi yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Keragaman Genetik Meranti (Shorea leprosula Miq.) Asal Kalimantan Dengan Analisis Isozim Hasnah, Tri Maria
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Shorea leprosula Miq. merupakan salah satu jenis kayu dari famili Dipterocarpaceae yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Kerusakan hutan alam karena illegal logging dan konversi lahan diduga telah mengurangi keragaman genetik dan mempersempit basis genetik jenis tersebut. Sebagai penanda genetik molekuler, isozim dapat digunakan untuk menduga tingkat keragaman genetik. Pengetahuan mengenai kergaman genetik akan memberikan peranan yang penting dalam program pemuliaan dan konservasi genetik jenis S. leprosula di Indonesia. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun S. leprosula yang masih juvenile dari populasi Kalimantan pada lima pertanaman konsevai ex-situ yang terletak di Carita (Banten), Semaras - Pulau Laut (Kalimantan Selatan), Gunung Kencana (Jawa Barat), Batu Ampar (Kalimantan Timur), dan Kotawaringin Timur (Kalimantan Tengah). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gunung Bunga (Kalimantan Barat), Kenangan (Kalimantan Timur), Melak (Kalimantan Timur), Bengalun (Kalimantan Timur), Labanan (Kalimantan Timur), Meraang (Kalimantan Timur), Sambarata (Kalimantan Timur), dan Bukit Baka (Kalimantan Tengah). Empat sistem enzim tersebut dikendalikan oleh lima lokus (6Pg, Got, Est-1, Est-2, dan Shd) dengan 22 alel. Keragaman genetik S. leprosula di Kalimantan tergolong tinggi (HT =0,329) dengan 61,2% keragaman genetik berasal dari keragaman antar populasi. Peningkatan proporsi individu homozigot dijumpai pada hampir semua lokus pada semua populasi S. leprosula di Kalimantan ditandai dengan indeks fiksasi yang bernilai positif (F-ix = 0,312).
Produktivitas Tegakan Tanaman Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.) dari Cabutan Alam dan Stek Pucuk Asef Kurniyawan Hardjana; Lydia Suastati
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2014.8.1.47-58

Abstract

Produktivitas tanaman merupakan salah satu indikator yang dapat menentukan keberhasilan suatu penanaman. Salah satu jenis penting dalam famili Dipterocarpaceae yang informasi mengenai produktivitas tanamannya yang ditanam dalam kawasan hutan tanaman belum banyak diketahui adalah meranti tembaga (S. leprosula Miq.). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas pertumbuhan tanaman meranti tembaga (S. leprosula Miq.) yang berasal dari cabutan dan stek dari umur 9 - 15 tahun yang diukur secara periodik (2 tahun sekali) pada areal hutan tanaman. Percobaan penanaman dilakukan pada lahan belukar muda bekas kebakaran dengan perlakuan jarak tanam 5 m x 4 m. Ukuran plot pengamatan dibuat persegi dengan luas 0,25 ha, jumlah plot keseluruhan adalah 12 plot yang terdiri dari 9 plot untuk tanaman asal cabutan alam dan 3 plot untuk tanaman asal stek pucuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman meranti tembaga yang berasal dari bibit cabutan dan stek memiliki pertumbuhan yang pesat, hingga umur 15 tahun riap diameter rata-rata tahunan (MAI) untuk tanaman yang berasal dari cabutan sebesar 1,55 cm/tahun dan 1,78 cm/tahun untuk tanaman yang berasal dari stek.
Potensi Jenis Dipterokarpa di Hutan Penelitian Labanan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Amiril Saridan; Muhamad Fajri
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2014.8.1.7-14

Abstract

Suku Dipterocarpaceae sangat dominan di hutan Kalimantan mempunyai peranan penting baik segi ekonomi, silvikultur maupun konservasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis, potensi yang berhubungan dengan kerapatan dan volume tegakan di hutan penelitian Labanan, Kalimantan Timur. Penelitian dengan menggunakan 3 buah plot masing-masing berukuran 100 x 100 m (1Ha). Pengukuran dilakukan terhadap semua jenis dipterocarpaceae yang berdiameter 10 cm dan keatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis Dipterocarpaceae yang terdapat dilokasi penelitian cukup banyak yaitu 29 jenis atau rata-rata 9.67 jenis/ha. Indeks keragaman jenis mencapai H’ = 2.68, kondisi ini menunjukkan bahwa keberadaan jenis-jenis Dipterocarpaceae areal ini tidak banyak mengalami gangguan. Kemerataan jenis (E=0.80) yang berarti kehadiran jenis Dipterocarpaceae dalam plot penelitan cukup merata sekitar 93.33% dari 75 sub-plot, hanya 5 sub-plot tidak ditemukan jenis Dipterocarpaceae. Jenis yang dominan adalah Parashorea melaanonan (Blanco) Merr. (NPJ=41.28%), Dipterocarpus tempehes V.Sl. (NPJ=39.32%), Shorea sp (NPJ=31.38%), Shorea johorensis Foxw. (NPJ=30.05%), Shorea parvifolia Dyer (NPJ=24.99%) dan Shorea pinanga Scheff. (NPJ=24.85%). Kerapatan pohon 318 batang atau 106 batang/ha dengan total volume tegakan sebesar 239.05 m³ atau rata-rata 79.68 m³/ha.
Serangan Rayap Coptotermes Sp. pada Tanaman Meranti Merah (Shorea Leprosula Miq.) di Beberapa Lokasi Penanaman di Kalimantan Timur Ngatiman Ngatiman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2014.8.1.59-64

Abstract

Serangan rayap Coptotermes sp. pada tanaman meranti merah (S. leprosula Miq.) menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persentase serangan dan persentase tanaman yang mati akibat serangan rayap Coptotermes sp.. Metode yang digunakan adalah membuat plot penelitian beberapa lokasi penanaman meranti merah antara lain; PT Inhutani I, Mentawir; disekitar persemaian UUCD, Samboja; KHDTK, Sebulu dan KHDTK, Samboja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase serangan rayap pada tanaman meranti merah di PT Inhutan I, Mentawir persentase serangan sebesar 44,24% dengan persentase tanaman mati sebesar 10,61%, disekitar persemaian UUCD, Samboja sebesar 27,02% dengan persentase tanaman mati 18,91%, di KHDTK, Samboja persentase serangan sebesar 4,37% dengan persentase tanaman mati 1,09%; dan di KHDTK, Sebulu persentase serangan sebesar 5,21% dengan persentase tanaman mati sebesar 1,34%. Tanaman meranti merah (S. leprosula) yang mati tersebut diameternya berkisar 6,1 – 30,0 cm dan tingginya berkisar 7,1 – 27,5 m.
Sifat Kimia dari Kayu Shorea Retusa, Shorea Macroptera, dan Shorea Macrophylla Rohmatus Rizqy Kisna Yunanta; Ganis Lukmandaru; Andrian Fernandes
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2014.8.1.15-24

Abstract

Kayu meranti merah berpotensi sangat tinggi untuk digunakan sebagai alternatif bahan baku industri. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, kayu meranti merah perlu diketahui sifat dasarnya, diantaranya sifat kimia kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sifat kimia pada tiga jenis kayu meranti merah kurang dikenal. Pohon yang dipakai dalam penelitian ini adalah Shorea retusa (SR) dan Shorea macroptera (ST) yang didapat dari PT. Hutan Sanggam Labanan Lestari, Berau, Kalimantan Timur, dan Shorea macrophylla (SP) yang didapat dari PT. Sari Bumi Kusuma, Seruyan, Kalimantan Tengah. Analisis kimia yang dilakukan mengacu pada standar ASTM. Dari hasil penelitian didapatkan kadar ekstraktif etanol-toluena (KEET), air dingin (KEAD), dan air panas (KEAP) secara berurutan adalah 1,47%-16,09%, 1,37%-6,91%, 1,55%-8,14%. Kadar holoselulosa, alfa-selulosa, dan lignin secara berurutan adalah 63,16%-75,16%, 39,70%-48,33%, 24,35%-35,95%. Kemudian kelarutan dalam NaOH 1%, kadar abu, dan nilai pH secara berurutan adalah 19,33%-39,56%, 0,02%-1,40%, 4,59-8,39. Kadar alfa-selulosa, lignin, dan nilai pH tertinggi terdapat i pada SR, sedangkan KEAD, KEAP, dan kelarutan dalam NaOH 1% tertinggi diperlihatkan oleh ST. Selain itu, kadar holoselulosa dan abu tertinggi ditunjukkan oleh SP. Kadar holoselulosa dan kadar abu cenderung meningkat dari kayu teras ke kayu gubal pada variasi radial. Secara keseluruhan variasi aksial, KEET, KEAP, holoselulosa, lignin, dan kelarutan dalam NaOH 1% cenderung meningkat dari bagian pangkal ke ujung.

Page 1 of 2 | Total Record : 13


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue